Pertamina nombok 12 Triliun akibat belum disesuaikannya harga BBM – Smester ke 1 pada tahun 2017
Mentri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan mengaku mendapatkan pertanyaan dari Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Elia Massa Manik, terkait harga bahan bakar mintak atau BBM
Melalui pesan pendek dengan aplikasi Whats App (WA), Elia mempertanyakan nasib Pertamina yang harus menanggung selisih harga bahan bakar minyak (BBM) jenis Premium dan Solar bersubsidi
Perusahaan higga saat ini tidak diperbolehkan menaikkan harga BBM, sementara harga minyak dunia terus naik.
“Pak Massa tadi pagi WA, Pak harga minyak sudah naik terus kalao premium di-gap oleh pemerintah nanti Pertamina bagaimana.”
Kata Jonan, saat membuka pekan pertambangan dan energi 2017, di kawasan Mega Kuningan, Jakarta, Selasa (26/9/17)
Untuk di ketahui, hingga kini Pemerintah menjual Premium dan Solar Bbersubsidi ke masyarakat dengan harga jauh lebih rendah, dibandingkan harga beli di pasar.
Ini menimbukan selisih harga yang harus di tanggung Pertamina
Jonan melanjutkan dengan berkelakar, Pertamina akan tetap mejadi Pertamina. Bahkan, dia menyampaikan langsung gurauan Elia Massa Manik yang hadir dalam acara tersebut
“Jadi kadang-kadang Pa Massa juga, ini yang Dirut siapa kok tanya saya” Ujar Jonan

Seperti diketahui, Pertamina menanggung selisih harga BBM sebesar Rp. 12 Triliun pada smester I 2017
Hal ini akibat belum disesuaikannya harga BBM subsudi dan premium, meski di tengah kanaikan harga minyak dunia
Direktur Utama Pertamina Elia Massa Manik mengatakan, akibat tidak di sesuaikannya harga BBM dengan harga minyak saat ini, Pertamina harus menomboki selisih antara harga pembellian di pasar dan harga jual ke masyarakat
“Seharusnya kita selalu kan harus memasukkan ke formula harga, Nah, itu selisihnya itu 12 Triliun” Kata Elia
Direktur Pemasaran Pertamina M Iskandar mengucapkan, kondisi harga acuan BBM masih stabil, meski harga yang di tetapkan sampai saat ini masih mengacu pada harga minyak di kisaran USdollar 37 per barel sampai USdollar 40 per barel
“Sekarang stabil tapi harga crude kan sekarang di posisi USdollar 55 sampai USdollar 57, penetapan harga terakhir dulukan di posisi USdollar 37 sampai USdollar 40” jelas Iskandar
Menurut Elia, meski menanggung beban, Pertamina hanya mengikuti ketentuan pemerintah dalam penetapan harga BBM. Pasalnya, Pertamina merupakan perusahaan negara yang dimiliki pemerintah
“Tetap Pertamina punya siapa? (pemerintah). Ya sudah berarti kan kalau ada itu kantrol pemerintah” tutup Elia
Sumber: bisnis.liputan6.com/read/3108324/tanggung-selisih-harga-bbm-bos-pertamina-tanya-nasib-perusahaan